WELCOME

Selamat datang di Blog saya,
Blog ini merupakan sarana atau tempat mencari inspirasi-inspirasi hidup kita.

Kamis, 03 Maret 2011

Kasih Sayang Ibu

Saat kau berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu.
Sebagai balasannya, kau menangis sepanjang malam.

Saat kau berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan.
Sebagai balasannya, kau kabur saat dia memanggilmu.

Saat kau berumur 3 tahun, dia memasakkan semua makananmu dengan kasih sayang.
Sebagai balasannya, kau buang piring berisi makanan ke lantai.

Saat kau berumur 4 tahun, dia memberimu pensil berwarna
Sebagai balasannya, kau coret-coret dinding rumah dan meja makan

Saat kau berumur 5 tahun, dia membelikanmu pakaian-pakaian yang bagus.
Sebagai balasannya, kau memakainya untuk bermain di kubangan lumpur.

Saat kau berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah.
Sebagai balasannya, kau berteriak."NGGAK MAU!!"

Saat kau berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola.
Sebagai balasannya, kau lemparkan bola ke jendela tetangga.

Saat kau berumur 8 tahun, dia memberimu es krim.
Sebagai balasannya, kau tumpahkan hingga mengotori seluruh bajumu.

Saat kau berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus pianomu.
Sebagai balasannya, kau sering bolos dan sama sekali tidak pernah berlatih.

Saat kau berumur 10 tahun, dia mengantarmu ke mana saja, dari kolam renang hingga pesta ulang tahun
Sebagai balasannya, kau melompat keluar mobil tanpa memberi salam.

Saat kau berumur 11 tahun, dia mengantar kau dan teman-temanmu ke bioskop.
Sebagai balasannya, kau minta dia duduk di baris lain

Saat kau berumur 12 tahun, dia melarangmu untuk melihat acara TV khusus orang dewasa.
Sebagai balasannya, kau tunggu dia sampai dia keluar rumah

Saat kau berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut, karena sudah waktunya
Sebagai balasannya, kau katakan dia tidak tahu mode.

Saat kau berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kempingmu selama sebulan liburan
Sebagai balasannya, kau tak pernah meneleponnya..

Saat kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu
Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu.

Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya.
Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.

Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting
Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman

Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA
Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.



Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama.
Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.

Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, "Dari mana saja seharian ini?"
Sebagai balasannya, kau jawab,"Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!"

Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan.
Sebagai balasannya, kau katakan,"Aku tidak ingin seperti Ibu."

Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi
Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali.

Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu.
Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu.

Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan
Sebagai balasannya, kau mengeluh,"Aduuh, bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?"

Saat kau berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai penikahanmu
Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500km.

Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu.
Sebagai balasannya, kau katakan padanya,"Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!"

Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat.
Sebagai balasannya, kau jawab,"Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu.".

Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu
Sebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.

Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang.
Dan tiba-tiba kau teringat banyak hal yang belum pernah kau lakukan untuk dia.
Perasaan bersalah datang menghantam HATI mu bagaikan palu godam, tanpa akhir.


---Chinese Proverb.
*JIKA BELIAU MASIH ADA, JANGAN LUPA MEMBERIKAN KASIH SAYANGMU HARUS LEBIH DARI YANG PERNAH KAU BERIKAN SELAMA INI.
[ DAN JIKA BELIAU SUDAH TIADA, INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU? ]

Semuanya belum terlambat jika kita mau untuk memperbaikinya.
Semoga bermanfaat.

Membuat Cemburu menjadi Energi Positif

Setiap manusia berakal pasti memiliki rasa cemburu. Ini adalah anugerah fitriah dari Allah. Sebagai anugerah, cemburu memiliki potensi sebagai kekuatan pengendali dan pendorong, sekaligus sebagai kekuatan yang dapat merusak. Kita bisa melihat seorang anak yang cemburu sewaktu hadirnya sang adik dalam kehidupannya. Sudah sewajarnya, perhatian orang tua akan terbagi, terhadap si kakak dan kepada si adik. Si kakak yang biasanya mendapat curahan penuh kasih sayang orang tuanya, harus dengan "terpaksa" memberikan bagian kasih sayang itu kepada adiknya. Karenanya, tak jarang kita menemukan seorang yang anak yang tiba-tiba saja ngambek sewaktu adiknya lahir atau dia berbuat ulah sebagai sebuah aksi agar ia tetap mendapatkan perhatian.
Rasa cemburu pun acapkali membuat seseorang berubah menjadi sosok yang selalu curiga, senantiasa berprasangka buruk. Tak jarang, kecemburuan mengakibatkan keretakan hubungan suami istri yang berujung pada perceraian. Misalnya, seorang istri atau suami mencemburui pasangannya karena ada indikasi pasangannya itu memiliki ketertarikan terhadap wanita atau pria lain.
Di tempat kerja pun demikian. Bila ada seorang karyawan dipromosikan jabatannya, tak jarang ini menimbulkan kecemburuan bagi karyawan-karyawan lainnya. Seorang pedagang yang tempat dagangannya selalu dikunjungi pembeli dan laris barang dagangannya, juga akan mengakibatkan pedagang lainnya cemburu.
Bagaimana bila hal ini terjadi pada diri kita? Sudah menjadi sebuah keharusan bagi seorang muslim untuk mampu mengendalikan rasa itu dan dapat mengubahnya menjadi energi positif yang membuat kita dapat berpikir positif. Bukankah Rasulullah saw. pernah bersabda,
"Aku mengagumi seorang muslim karena selalu ada kebaikan dalam setiap urusannya. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur (kepada Allah) sehingga di dalamnya ada kebaikan. Jika ditimpa musibah, ia berserah diri (dan menjalankannya dengan sabar) bahwa di dalamnya ada kebaikan pula." (HR Muslim)
Seharusnya, seorang muslim dapat melihat adanya kebaikan di balik setiap peristiwa yang dialaminya. Dia senantiasa berpikir positif dan berprasangka baik kepada Allah bahwa ada hikmah di balik peristiwa yang menimpanya.
Karena itu pula, seorang muslim harus dapat menjadikan rasa cemburu itu sebagai alat untuk dapat memperbaiki sikap atau mengoreksi diri terhadap sikap yang selama ini terjadi. Misalnya, seorang istri atau suami, apakah penampilan atau pelayanannya selama ini memuaskan atau tidak terhadap pasangan hidupnya. Apakah ada sesuatu yang kurang disukai olehnya dalam diri kita atau tidak. Bagi pedagang, apakah ia telah memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggannya. Apakah ia senantiasa dalam keadaan gembira dalam melayani setiap pembeli.
Dengan sikap ini, ia senantiasa akan memperbaiki kualitas hidupnya dan senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik. Akhirnya, tidak perlu lagi terjadi perseteruan atau pertengkaran yang hebat antara suami istri. Cukuplah diskusi dengan landasan kasih sayang yang menaungi hubungan mereka. Tak perlu lagi terjadi kecemburuan yang mengakibatkan saling menjatuhkan di antara karyawan.
Marilah berbuat yang terbaik di ladang amal kita masing-masing